Cara Mengolah Sampah Hotel


Mengapa Mengurangi Sampah?

Semakin lama semakin sulit dan mahal untuk membuang sampah

Seorang pengunjung hotel rata-rata menghasilkan sekitar 1 kg sampah per malam, dimana lebih dari separuhnya adalah sampah kertas, plastik, dan  kardus. Selain memberikan dampak yang negatif terhadap lingkungan, karena kapasitas Tempat Pembuangan Akhir semakin berkurang, biaya untuk pembuangan sampah pun juga semakin meningkat.

Menimbulkan masalah-masalah lingkungan yang sangat besar

Tempat-tempat pembuangan sampah bukan cuma menyebabkan semakin berkurangnya ruang lahan yang sangat berharga, tapi juga menyebabkan polusi udara, air dan tanah, menyebarkan carbon dioxide (CO2) dan methane ke atmosfir serta bahan-bahan kimia dan pestisida yang berbahaya ke dalam tanah dan air tanah. Selain itu, sampah-sampah tersebut seringkali melanglang jauh hingga ke luar dari wilayah Tempat Pembuangan Akhir, mengonsumsi bahan bakar dan berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca.

Untuk mematuhi peraturan-peraturan pemerintah yang ketat

Pemerintah pusat dan daerah telah memberlakukan peraturan-peraturan yang lebih ketat menyangkut pembuangan dan pengolahan sampah, dan industri perhotelan harus merespon terhadap standar-standar yang semakin tinggi ini.

Ini adalah sebuah pemanfaatan sumberdaya yang tidak efisien

Seringkali, adalah lebih efisien dalam pemanfaatan sumberdaya untuk membuat produk baru dari bahan-bahan daur ulang, dibanding membuatnya dari bahan yang sama sekali baru. Misalnya, mendaur ulang kaleng aluminium menjadi kaleng yang baru akan menghemat 95% energi dibanding mengolah bauksit menjadi aluminium. Banyak bahan-bahan bekas lain misalnya peralatan rumah tangga dan makanan juga memiliki nilai.

Itu masuk akal untuk bisnis
  • Saat supply bahan di gunakan dengan lebih efisien, maka akan terjadi penghematam di dalam penggunaan bahan mentah.
  • Bisa menghasilkan income dengan cara menjual peralatan lama dan menggunakan kembali bahan-bahan daur ulang.
  • Biaya pembuangan sampah jadi menurun saat jumlah sampah yang dihasilkan jadi berkurang.
Pat Maher, seorang mantan eksekutif hotel yang saat ini bekerja sebagai seorang konsultan lingkungan perhotelan mengatakan bahwa manajemen dan daur ulang sampah yang baik itu adalah suatu sarana Humas yang efektif karena itu menunjukkan suatu dedikasi terhadap tanggung jawab perusahaan dengan kebijakan lingkungan.  "Melakukan daur ulang sampah di dalam lingkungan hotel itu penting karena para tamu bisa melihatnya," kata Pat Maher.

Selain itu, dengan menghilangkan kertas, plastik dan bahan-bahan yang bisa di daur ulang dari sampah mereka, para pengusaha hotel bisa mengurangi biaya pembungan sampah hingga 50% — suatu penghematan yang signifikan di dalam kota-kota dimana biaya pembuangan sampah itu sangat mahal.

Mengolah Limbah Hotel Secara Berkelanjutan

Ada beberapa pilihan untuk mengolah limbah anda dengan cara yang lebih berkelanjutan, dan hirarki llimbah yang di uraikan dalam EU Waste Directive, menyediakan sebuah panduan yang sangat bermanfaat untuk mendorong praktek-praktek pengolahan sampah yang lebih baik:
  • Pencegahan
  • Mempersiapkan untuk di gunakan kembali.
  • Mendaur ulang (termasuk pengomposan).
  • Pemulihan lainnya (termasuk pemulihan energi); dan
  • Pembuangan.
Berbagai pertimbangan saat menggunakan seorang kontraktor pengolahan sampah
  • Biaya kontakraktor pengolahan sampah itu bisa sangat bervariasi, jadi pilihlah yang paling ideal.
  • Seorang kontraktor pengolahan sampah yang baik akan memahami berbagai kerumitan yang ada di dalam manajemen sampah dan mampu memberikan masukan-masukan yang paling ramah lingkungan dan metode-metode yang paling efisien.
  • Memadatkan limbah akan mengurangi jumlah pengumpulan sampah yang diperlukan dan mungkin membuat penyimpanan jadi lebih mudah, jadi carilah informasinya apakah yang seperti ini coock untuk jenis-jenis sampah anda.
  • Pastikan biaya yang dikenakan pada anda dihitung menurut berat sampah, bukan dari jumlah pengumpulan sampah.
  • Tanyakan tentang fluktuasi pasar untuk jenis-jenis sampah tertentu dan kebijakan yang berlaku saat harga gagal.
  • Tanyakan apakah kontraktor mau memberikan sebagian hasil dari keuntungan daur ulang.

Pengomposan

Pemgomposan bukan cuma mampu mengurangi biasa pembuangan sampah dengan cara menurunkan angka pengumpulan sampah, tapi juga memproduksi sebuah produk akhir yang bisa di manfaatkan untuk meningkatkan kualitas tanah di sekitar hotel atau di taman-taman, sehingga tidak diragukan lagi akan menjaga kelestarian lingkungan.

Saat memutuskan teknologi mana yang akan digunakan, pastikan bahwa teknologi tersebut tidak melanggar peraturan. Misalnya, pengomposan kemungkinan besar akan harus dilakukan di tempat-tempat yang tertutup dan memiliki suhu yang sesuai untuk membunuh berbagai bakteri jika sampah daging dan ikan yang akan di olah.
  • Pengomposan in-vessel mengacu pada peralatan tertutup, misalnya sebuah drum, tangki, atau bak beton, dimana bahan-bahan organik di tempatkan, dicampur, dihancurkan dan dikeringkan. Sebagian sistemnya bekerja secara otomatis dengan menggunakan sensor untuk memonitor suhu, kelembaban dan oksigen, dan biofilter untuk mengurangi atau menghilangkan bau tak sedap. Sistem seperti ini bisa mengolah sampah-sampah organik dalam jumlah yang besar.
  • Biomass energy dan anaerobic digestion (AD).  Biomass mengacu pada bahan-bahan organik, misalnya makanan, yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik, panas dan gas. Energi dari biomass bisa di hasilkan dari berbagai proses pengubahan, misalnya pembakaran dan fermentasi. Anaerobic digestion adalah cara lain untuk mengonversi biomass. Ini adalah proses yang mengurai sampah-sampah organik di dalam suatu kondisi lingkungan yang terkontrol dan bebas oksigen, agar bisa menghasilkan biogas yang bisa di bakar sebagai suatu energi terbarukan untuk menghasilkan listrik dan panas, atau digunakan sebagai bahan bakar. Metode ini juga memproduksi digestate solid dan liquid, yang kaya akan gizi dan berpotensi untuk digunakan sebagai suatu penyubur tanah.
  • Pengomposan cacing menggunakan cacing-cacing tanah untuk mempercepat proses penghancuran sampah-sampah dapur dan kebun, namun tidak bisa mengolah sampah daging atau produk-produk susu.
Peraaturan manajemen sampah berubah dengan sangat cepat, dan meskipun saat ini fokusnya masih kepada pemerintah daerah, namun semakin lama para pembuat kebijakan  semakin mengalihkan perhatian mereka terhadap sampah-sampah industri dan komersil.

Desakan untuk mengalihkan sampah-sampah dari TPA akan terus berlanjut, dan sampah-sampah jenis tertentu akan di larang untuk dibuang di TPA. Trend ini, seiringi peningkatan biaya TPA, tentunya akan membantu bisnis-bisnis untuk membuat suatu kasus ekonomis untuk memisahkan dan mendaur ulang lebih banyak lagi sampah.

Di masa-masa yang akan datang, kita akan sangat mungkin untuk melihat peningkatan fokus terhadap pencegahan sampah dari kalangan pemerintah, komersial dan industrial. Ke depannya, hal ini kemungkinan besar akan memunculkan isu-isu misalnya dampak daur ulang bagi kehidupan, eco-design dan pengadaaan yang berkelanjutan.

Untuk mendorong tingkat pemanfaatan ulang, daur ulang dan pemulihan energi adalah dengan cara mendorong masyarakat dan sektor-sektor swasta agar bekerja sama dengan lebih erat untuk mencapai skala dan penghematan yang ekonomis.

Terutama dalam kasus biowaste, dimana pemerintah lokal dan swasta serta perusahaan-perusahaan catering harus bekerja sama untuk membuat fasilitas-fasiltitas pengkomposan.